Meskipun belum resmi, namun salah satu smartphone Nokia (yang juga sempat dianggap sebagai sebuah tablet) ini disebut sebagai Nokia D1C, dan sudah kami ulas beberapa bocoran spesifikasinya beberapa waktu lalu, kemudian perkiraan harga dua varian Android Nokia yang saat ini sedang diproduksi. Kemudian bocoran terbaru ini makin membuat kami yakin mereka akan segera mengenalkan smartphone Android-nya sendiri.
Memang masih terlalu dini menilai ini sebuah Android Nokia selain D1C, namun panel depan dan nama file sistem yang bocor ini jelas mengindikasikan sebuah Nokia E1 yang tengah diproduksi. Spesifikasinya belum terungkap, namun yang pasti akan sama seperti Nokia D1C sebelumya, langsung menjalankan Android 7.0 Nougat untuk menambah nilai jualnya. Kemudian melihat bagian bawah layar dari panel depan yang eksklusif dominan hitam, ada tombol Back, dan tombol bersimbol kotak, yang mungkin itu mewakili tombol Menu. Di tengah ada celah yang tampaknya pas menjadi posisi dimana tombol Home berada.
Sebelumnya Nokia dikenal sebagai penguasa pasar ponsel dunia. Di masa kejayaannya, mereka mereka memiliki hampir semua lini ponsel. Mulai dari feature phone berlayar hitam dan putih, hingga yang berwarna, dan yang terfokus pada kemampuan kamera.
Kami yakin pasti banyak yang memiliki kenangan dengan banyak inovasi mereka, seperti Nokia 3250 dengan keypad-nya yang bisa diputar dan speaker yang keras, smartphone fokus game seperti N-Gage dan N-Gage QD, atau N-Series yang menjalankan Symbian OS dan juga menjual keunggulan fitur kameranya, sampai yang ikonik dan tak tergantikan hingga saat ini, seri Nokia Communicator.
Sayangnya, seperti yang kami jelaskan di awal, mereka mulai goyah ketika OS lawan bermunculan. Google dengan Android dan Apple dengan iOS-nya berhasil mencuri sebagian besar “kue” yang sudah lama dikuasai Nokia. Mereka sempat melawan dengan Meego OS, dan kemudian beralih fokus ke Windows Phone di bawah kendali Stephen Elop (pihak yang kemudian banyak dituduh sebagai dalang kehancuran Nokia).
Dalam kondisi terpuruk, Microsoft mengakuisisi divisi ponsel Nokia tahun 2014 agar terfokus membuat smartphone Windows Phone. Sayangnya, walaupun sudah cukup berusaha, dan didukung dengan hardware yang mumpuni, Microsoft tidak mampu membuat Windows Phone bersaing dengan kompetitornya.
Persetujuan dengan nilai sekitar Rp4.5 trilyun ini memberi hak kepada HMD menggunakan merk Nokia, dan membayar royalti kepada mereka dari setiap penjualan smartphone Nokia. Perjanjian tersebut juga mencakup hak atas merk dan kekayaan intelektual.
Dengan rencana hadirnya beberapa smartphone baru Nokia, termasuk Nokia D1C yang sudah didapatkan sedikit data spesifikasi dan perkiraan harganya, bisa menjadi saat penentuan vendor legendaris ini untuk kembali. Mereka masih memiliki penggemar yang sangat loyal, dan pengguna ponsel lama juga masih susah berpaling dari merk Nokia.
By Doni - Jan 6, 2017
Sumber : http://www.duniaku.net/